Selasa, 04 Oktober 2011
Tanaman Hidroponik Paprika
Salah satu produsen tanaman hidroponik paprika berasal dari Garut dengan nama "terbangnya" HADE FARM. Hade farm yang terletak di Ciharus, Cikajang kab. Garut ini menghasilkan paprika yang ditanam secara hidroponik.
persepak bolaan indonesia
Albertus Pentury didaulat PSSI sebagai instruktur pelatih Indonesia, dengan kekhusuan pembinaan usia muda. Menurut Bert, panggilannya, Indonesia tetap bisa berprestasi tanpa harus mengandalkan postur tubuh tinggi.
Senin (3/10/11), di kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Komite Eksekutif PSSI Bob Hippy memperkenalkan pria kewarganegaraan Belanda, berdarah Maluku dan kelahiran Medan tersebut sebagai instruktur pelatih untuk pembinaan usia muda di Indonesia.
Bert, yang merupakan instruktur KNVB (Organisasi Sepak Bola Belanda), cukup banyak mengantongi informasi seputar perkembangan sepak bola di Indonesia, dan membandingkannya dengan sistem di Belanda.
“Prinsip di KNVB, cara yang tepat untuk belajar bermain sepak bola adalah dengan bermain sepak bola. Jadi kalau ingin belajar sepak bola, harus ada bolanya,” ujar Bert, yang mengantongi lisensi pelatih Pro terbitan UEFA ini.
“Artinya, melatih pemain usia muda harus ada polanya. Teknik sangat penting dan harus dengan bola agar anak-anak segera terbiasa,” lanjutnya.
Pentury kemudian mengungkapkan bahwa dari segi potensi, Indonesia tidak kalah dari negeri penghuni peringkat kedua dunia versi FIFA. Perbedaannya hanya pada sistem kepelatihan. Menurutnya, metode kepelatihan di Belanda cocok untuk diterapkan di Indonesia.
Ketika ditanya perbedaan postur tubuh antara Indonesia dengan Belanda, Bert yakin hal tersebut tidak akan menjadi masalah.
“Postur tidak penting, yang penting adalah teknik. Kalau ada teknik, suatu tim bisa mengalahkan tim apa saja,” tandasnya.
Keseragaman pola pembinaan usia dini juga menjadi salah satu hal yang ingin diterapkan Bert di Indonesia, seperti yang diterapkan di Belanda.
“Di Belanda, di bawah usia 18 tahun, setiap tim memakai strategi 4-3-3, sedangkan di Indonesia berlainan di tiap tim. Di Belanda, umur 7-8 tahun, dibiasakan pertandingan 4 lawan 4. Sesudah itu, 7 lawan 7 di usia 9-10 tahun,” papar pelatih berusia 63 tahun itu.
Langganan:
Postingan (Atom)